28 Mayıs 2016 Cumartesi

TAMBAHAN: KLAIM FOSIL TERAKHIR DARI TEORI EVOLUSI JUGA TELAH TINGGAL SEJARAH

TAMBAHAN: KLAIM FOSIL TERAKHIR DARI TEORI EVOLUSI JUGA TELAH TINGGAL SEJARAH

Teori evolusi menemui kekalahan yang menghancurkan dalam paleontologi sebagaimana di dalam topik-topik biokimia seperti gen, DNA dan sistem sel. Fosil menunjukkan bahwa spesies mahkluk hidup tidak berevolusi satu sama lain, tetapi diciptakan secara terpisah dengan ciri-ciri spesifik individuil mereka.
KLAIM FOSIL TERAKHIR DARI TEORI EVOLUSI JUGA TELAH TINGGAL SEJARAHMenurut teori evolusi, semua makhluk hidup berasal dari pendahulu. Sebuah spesies yang telah ada sebelumnya lama-kelamaan berubah menjadi spesies lain dan semua spesies muncul dengan cara seperti ini. Menurut teori tersebut, perubahan ini terjadi secara perlahan dalam periode perubahan yang panjang.
Jika demikian halnya, seharusnya banyak “spesies antara” bermunculan dan hidup dalam periode panjang perubahan yang diperkirakan.
Misalnya, mestilah pernah hidup di masa silam sejumlah makhluk separo ikan/ separo reptil yang telah memperoleh beberapa sifat reptil sebagai tambahan atas sifat ikan yang telah mereka miliki. Atau seharusnya telah terdapat sejumlah reptil-burung, yang memperoleh beberapa sifat burung sebagai tambahan atas sifat reptil yang telah mereka miliki. Karena bentuk-bentuk ini berada dalam fase transisi, mereka tentunya merupakan makhluk hidup yang cacat, lumpuh, dan tidak sempurna. Para evolusionis menyebut makhluk-makhluk khayalan ini, yang mereka percayai pernah hidup di masa lampau, sebagai “bentuk-bentuk transisi”.
Jika binatang-binatang seperti itu benar-benar pernah ada, mereka seharusnya ada jutaan dan jutaan lagi jumlah dan variasinya. Darwinisme hancur tepat pada titik ini, karena tidak ada satu pun jejak dari “bentuk transisi antara” khayalan ini.
Fakta ini telah diketahui sejak lama. Namun, para evolusionis berspekulasi pada beberapa fosil, mencoba untuk mengajukan mereka sebagai “bentuk transisi antara” dan menenangkan diri sendiri dengan berkata, “baru beberapa bentuk antara ditemukan sejauh ini, tetapi di masa mendatang semuanya akan digali”. Fosil paling penting yang diajukan sebagai bentuk antara adalah fosil burung yang telah punah 150 juta tahun yang lalu, yang dinamakan Archaeopteryx. Para evolusionis mengklaim bahwa burung ini memiliki sifat-sifat reptil. Meskipun fakta bahwa klaim mereka telah dibantah satu per satu dan telah terbukti bahwa Archaeopteryx bukanlah bentuk transisi antara namun suatu spesies burung yang terbang, mereka dengan putus asa mempertahankan fosil terakhir yang mereka punyai ini.

“Penemuan Fosil Mengancam Teori Evolusi Burung”

KLAIM FOSIL TERAKHIR DARI TEORI EVOLUSI JUGA TELAH TINGGAL SEJARAHAkhirnya, sebuah fosil yang ditemukan beberapa waktu lalu, secara lugas mencampakkan harapan terakhir dari evolusionis ini. Sebagaimana dikutip dari sumber-sumber evolusionis, sebuah fosil ditemukan dan mengungkapkan bahwa nenek moyang burung kuno bukanlah dinosaurus atau makhluk hidup lain mana pun, melainkan seekor burung.
Berita tentang penemuan ini pertama kali muncul di media dunia pada tanggal 23 Juni 2000, dalam New York Times dengan tajuk “Penemuan Fosil Mengancam Teori Evolusi Burung”. Artikel ini tentang fosil seekor burung yang baru saja digali di Timur Tengah. Jurnal ilmiah terkemuka seperti Science dan Nature dan stasiun televisi BBC yang termasyhur di seantero dunia menyiarkan perkembangan terakhir ini sebagai berikut: “Telah ditemukan bahwa fosil yang digali di Timur Tengah dan diperkirakan telah hidup 220 juta tahun yang lalu, ditutupi oleh bulu, memiliki tulang garpu sama seperti Archaeopteryx dan burung modern, dan terdapat tangkai berongga di dalam bulunya. HAL INI MENGGUGURKAN KLAIM BAHWAARCHAEOPTERYX ADALAH NENEK MOYANG BURUNG, karena fosil yang ditemukan 75 juta tahun lebih tua daripada Archaeopteryx. Ini berarti SEEKOR BURUNG YANG SEBENARNYA DENGAN SEMUA SIFAT KHASNYA TELAH ADA 75 JUTA TAHUN SEBELUM MAKHLUK YANG DIPERKIRAKAN SEBAGAI NENEK MOYANG BURUNG”.

Tonggak Utama dalam Sejarah Paleontologi

Pengakuan para evolusionis sendiri bahwa Archaeopteryx bukanlah “bentuk transisi antara” yang menjadi bukti bagi evolusi adalah sebuah tonggak penting dalam sejarah paleontologi. Ini karena selama sekitar 150 tahun, Archaeopteryx terus-menerus menjadi yang paling menonjol di antara sangat sedikit dari yang disebut “bentuk transisi antara” yang dapat diajukan para evolusionis. Namun, pintu pelarian ini pun telah tertutup kini, dan dunia paleontologi harus menghadapi kebenaran yang nyata, bahwa tidak ada satu pun fosil yang dapat memberikan bukti bagi evolusi.
Akibatnya jelas. New York Times juga menyetujui fakta itu dan menurunkan tajuk “Penemuan Fosil Mengancam Teori Evolusi Burung”. Ini benar. Sudah tentu, nenek moyang burung adalah burung. Nenek moyang ikan adalah ikan, nenek moyang kuda adalah kuda, nenek moyang kanguru adalah kanguru, dan nenek moyang manusia adalah manusia. Dengan kata lain, semua kelas makhluk hidup yang berbeda muncul dalam bentuk sempurna dan spesifik yang mereka miliki saat ini. Dengan kata lain, mereka diciptakan oleh Tuhan.
Perlawanan konservatif yang ditunjukkan para evolusionis terhadap fakta nyata ini sekarang telah kehilangan landasan terakhirnya.

Hiç yorum yok:

Yorum Gönder